ANALISA
PEMBAHASAN
PENALARAN
DEDUKTIF

Disusun
oleh :
Nama : Dhenok Annisawati
NPM : 22213322
Kelas : 3EB23
Dosen : Drs. Budi Santoso, MM
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
AKUNTANSI
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, 11 november 2015
Dhenok Annisawati
Halaman Judul..................................................................................................i
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
Kata Pengantar.................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1 1.1
Latar
Belakang...........................................................................................2
1 1.2
Rumusan Masalah......................................................................................3
1 1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................4
1 1.4 Tujuan Penulisan Masalah............................................................................5
1 1.5 Metode Pengumpulan
Data..........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7
2.1 Pengertian penalaran.....................................................................................8
2.1 Pengertian penalaran.....................................................................................8
2.2 Pengertian Deduktif......................................................................................9
2.3
Macam- macam
Deduktif.............................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menulis merupakan proses
bernalar. Untuk menulis mengenai suatu topik kita
harus berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan
sebagainya. Setiap saat selama hidup kita, terutama dalam keadaan jaga (tidak tidur), kita selalu berfikir. Menulismerupakan kegiatan
mental. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul serangkaian gambar
sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini mungkin tidak terkendali,
terjadi dengan sendirinya, tanpa kesadaran, misalnya melamun. Kegiatan yang
lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling
berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan
berfikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatanbernalar. Dapatlah dicatat
bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir yang
sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran
mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu
dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.
Berdasarkan uraian diatas mengenai penalaran
maka dapat kita katakan penalaran merupakan proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
kesimpulan. Sementara dalam karangan penalaran berarti penggunaan pikiran untuk
suatu kesimpulan yang tuangkan dalam bentuk tulisan atau tertulis. Dengan
penalaran yang tepat, hal-hal yang akan dituangkan dalam karangan menjadi kuat.
Penyajian materi karangan akan sesuai dengan jalan pikiran yang tepat. Oleh
karena itu, setiap pengungkapan harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar
hal-hal yang tidak tepat tidak masuk dalam karangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Ada yang
dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Apa berapa jenis penalaran deduktif ?
3. Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
4. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
5. Ada berapa jenis penalaran induktif ?
6. Bagaimana penulisan penalaran induktif didalam sebuah kaliamat dan penulisan ?
2. Apa berapa jenis penalaran deduktif ?
3. Bagaimana penulisan penalaran deduktif didalam sebuah kalimat dan penulisan ?
4. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
5. Ada berapa jenis penalaran induktif ?
6. Bagaimana penulisan penalaran induktif didalam sebuah kaliamat dan penulisan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi
Penalaran Deduktif.
2. Memahami arti
Penalaran Deduktif.
3. Mampu
menjelaskan Penalaran Deduktif.
1.4 Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini dibuat bertujuan untuk peningkatan mutu
dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berfikir, bersifat
rasional dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang
bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah. Selain itu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
1.5
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan
penulis dalam penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis mengumpulkan
informasi dari beberapa media internet dalam mengumpulkan data.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan Indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar
penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan
konklusi disebut konsekuensi.
Cirri cirinya :
·
Dilakukan dengan
sadar
·
Didasarkan
oleh sesuatu yang sudah diketahui
·
Sistematis
·
Berpikir
logis, dimana berpikir logis diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola
tertentu atau dengan kata lain menurut logika tertentu
·
Sifat
analitik dari proses berpikirnya, sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari
adanya suatu pola berpikir tertentu.
2.2 Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah suatu tahap pemikiran
dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada
sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.
Penalaran Deduktif bertolak dari sebuah konklusi
atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.
Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat
menarik simpulan itu, proposisi tempat menarik simpulan itu disebut premis.
Atau dapat juga diartikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus.1
Penalaran
deduktif menurut bentuk nya di bagi menjadi 2 bagian yaitu:
a) Penarikan
simpulan secara langsung
b) Penarikan
simpulan secara tidak langsung dan sekarang kita mulai dengan membahas tentang
Penarikan simpulan secara langsung terlebih dahulu.
Penarikan
simpulan secara langsung
a.
Simpulan secara langsung:
Semua S adalah P (premis)
Sebagian P adalah S (simpulan)
Contoh: Semua manusia memiliki tangan. (premis)
Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia. (simpulan)
b.
Semua S adalah P (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P (simpulan)
Contoh: Semua pencuri adalah pelaku kriminal. (premis)
Tidak satu pun pencuri
adalah pelaku tidak kriminal. (simpulan)
c.
Tidak satu pun S adalah P (premis)
Semua S adalah tak-P (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun semut adalah manusia. (premis)
Semua semut adalah bukan manusia. (simpulan)
d.
Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S (simpulan)
Contoh: Semua pisau adalah tajam. (premis)
Tidak satu pun pisau adalah tak tajam. (simpulan)
Tidak satupun yang tak tajam adalah pisau. (simpulan).
Penarikan
Simpulan secara tidak langsung
SILOGISME
Silogisme adalah
suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Jenis-jenis silogisme
a. Silogisme Katagorial
b. Silogisme Hipotetik
c. Silogisme Alternative
d. Entimen
Berikut ini saya akan
menjelaskan pengertian dari jenis-jenis silogisme diatas :
a.
Silogisme Katagorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang
semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme
disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor
(premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya
menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term
penengah (middle term).

Contoh :
· Semua makhluk hidup
pasti mati (premis mayor/premis umum)
· Komodo adalah hewan
yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
· Komodo pasti akan mati
(konklusi/kesimpulan)
b.
Silogisme Hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu
argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan
premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
· Apabila lapar saya
makan nasi (mayor)
· Sekarang lapar (minor)
· Saya lapar makan nasi
(konklusi)
c.
Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor
berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
· Adi tinggal di Jakarta
atau Malang
· Adi tinggal di Jakarta
· Jadi, Adi tidak tinggal
di Malang
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak
langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
- Proses fotosintesis memerlukan
sinar matahari
- Pada malam hari tidak ada sinar
matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses
fotosintesis.
- Semua ilmuwan adalah orang cerdas
- Anto adalah seorang ilmuwan.
Jadi, Anto adalah orang cerdas.
Jadi, dengan demikian silogisme dapat
dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen juga dapat dijadikan
silogisme.
e.
Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan
disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
·Seno masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
·Ternyata Seno tidak masuk sekolah. (premis 2)
·Ia
tidak masuk sekolah. (konklusi)
2.3 Macam-macam Penalaran Induktif
2.3 Macam-macam Penalaran Induktif
- Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
- Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
- Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
DAFTAR PUSTAKA
Øhttp://www.mahapekabanten.org/blog-203-makalah-bahasa-indonesia-penalaran-induktif-dan penalaran-deduktif.html
Ø http://lioneljuoenui.blogspot.co.id/2015/03/makalah-penalaran-deduktif-dan-induktif.html
Ø http://febrianiega.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penalaran-deduksi-dan-induksi_28.html
Ø
http://andesmario91.blogspot.co.id/2015/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html
