Nama : Dhenok Annisawati
Kelas :1EB25
Npm :22213322
Pengaruh suku bunga terhadap nilai tukar rupiah serta kondisi di Negara Asean
Suku Bunga
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai mata uang suatu negera adalah perbedaan tingkat suku bunga antar negara. Kenaikan tingkat suku bunga di suatu negara dapat mendorong terjadinya pengalihan dana atau instrmen keuangan dari mata uang dengan tingkat bunga endah kemata uang dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Peran serta rakyat di masing-masing negara anggota akan terus didorong untuk menjadi perekat utama Asean sebagai wilayah ekonomi yang semakin borderless. Ada kekhawatiran yang logis menghinggapi para anggotanya. Meskipun ide ini dianggap sebagai jawaban atas tuntutan zaman, namun secara tidak langsung juga akan menggambarkan persaingan yang semakin terbuka. Tidak adanya harmoni dalam hal penerapan subsidi dan pengenaan subsidi terhadap sektor-sektor atau komoditas tertentu, tidak adanya keseragaman terhadap besaran pajak dan pengenaan pajak pada sektor-sektor atau komoditas tertentu, serta adanya disparitas tingkat suku bunga perbankan yang cukup jauh antara negara anggota, telah menjadi salah satu pemicu lahirnya kekhawatiran beberapa kalangan.
Pengaruh kenaikan tingkat suku bungaSebagai illustrasi ambillah contoh EUR/AUD. Saat ini suku bunga mata uang Euro adalah 0.50% dan dollar Australia 2.75%. Jika bank sentral kawasan Euro (ECB) menaikkan tingkat suku bunga sebesar 0.25% maka suku bunga EUR akan menjadi 0.75%. Asumsikan suku bunga AUD tidak berubah sehingga permintaan akan AUD juga relatif tetap. Kenaikan tingkat suku bunga Euro akan menarik investor untuk memindahkan asset investasinya (misalnya saham, properti atau mata uang lain) ke mata uang Euro karena mereka ingin mendapatkan keuntungan dari perubahan tingkat suku bunga tersebut.
Walaupun pada contoh di atas suku bunga EUR masih lebih rendah dari suku bunga AUD, namun perubahan tingkat suku bunga tersebut menyebabkan permintaan akan mata uang EUR di level konsumen meningkat sehingga nilai tukar Euro terhadap dollar Australia atau EUR/AUD juga naik. Jika suku bunga mata uang negara lain tidak berubah, maka kenaikan suku bunga EUR tersebut tidak hanya berpengaruh pada nilai EUR/AUD saja, namun juga terhadap nilai tukar EUR versus mata uang lainnya. Dalam hal ini nilai EUR/xxx (xxx adalah mata uang lainnya) akan naik.
Pengaruh penurunan tingkat suku bunga
Sebaliknya dari contoh di atas, jika ECB menurunkan tingkat suku bunganya semisal 0.25% juga sehingga suku bunga EUR menjadi 0.25%. Investor akan segera melepas kepemilikannya atas mata uang Euro dan beralih ke jenis asset lainnya seperti saham, properti atau mata uang negara lain yang tingkat suku bunganya lebih tinggi. Jika ini terjadi maka nilai tukar EUR terhadap mata uang lainnya akan turun, atau EUR/xxx akan melemah.
Walaupun pada contoh di atas suku bunga EUR masih lebih rendah dari suku bunga AUD, namun perubahan tingkat suku bunga tersebut menyebabkan permintaan akan mata uang EUR di level konsumen meningkat sehingga nilai tukar Euro terhadap dollar Australia atau EUR/AUD juga naik. Jika suku bunga mata uang negara lain tidak berubah, maka kenaikan suku bunga EUR tersebut tidak hanya berpengaruh pada nilai EUR/AUD saja, namun juga terhadap nilai tukar EUR versus mata uang lainnya. Dalam hal ini nilai EUR/xxx (xxx adalah mata uang lainnya) akan naik.
Pengaruh penurunan tingkat suku bunga
Sebaliknya dari contoh di atas, jika ECB menurunkan tingkat suku bunganya semisal 0.25% juga sehingga suku bunga EUR menjadi 0.25%. Investor akan segera melepas kepemilikannya atas mata uang Euro dan beralih ke jenis asset lainnya seperti saham, properti atau mata uang negara lain yang tingkat suku bunganya lebih tinggi. Jika ini terjadi maka nilai tukar EUR terhadap mata uang lainnya akan turun, atau EUR/xxx akan melemah.
Tingkat suku bunga dalam hal ini sangat mempengaruhi nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
AFTA merupakan salah satu cara untuk mendukung berkembangnya pasar regional antara sesama negara ASEAN dengan tujuan menurunkan tarif untuk perdagangan intra–regional hingga 0%. Pengurangan hambatan tarif di internal ASEAN membuat perdagangan barang ASEAN naik sebesar 32,9% di 2010 dengan nilai perdagangan 2,04 triliun dollar AS. Dengan kenaikan tersebut, kontribusi perdagangan intra-ASEAN dengan perekonomian global turut naik dari 24,5% (2009) menjadi 25,4% (2010). Artinya, seperempat perdagangan dunia terjadi di wilayah ASEAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi aliran barang dan jasa antar negara adalah nilai tukar riil suatu negara terhadap mata uang asing. Nilai tukar riil sangat penting dalam menentukan daya saing terhadap ekspor dan impor suatu negara. Sistem nilai tukar yang diterapkan suatu negara tergantung dari kebijakan yang ditempuh Negara.
Disamping AFTA memberikan dampak positif bagi Negara-Negara ASEAN (termasuk Indonesia), AFTA juga dapat memberikan dampak buruk bagi suatu Negara yaitu penurunan industry dari suatu Negara, yang dapat menyebabkan kurang lakunya suatu produk dari suatu Negara. Dan ketatnya suatu persaingan memungkinkan terjadinya “adu sikut” diantara Negara-Negara di ASEAN baik secara langsung maupun tidak langsung.
Diawal tahun 2013 bank indonesia mematok suku bunga acuan (BI rate) sebesar 5,75%.Pada tanggal 12 september 2013 bank indonesia kembali menaikan BI rate menjadi 7,25%. Keputusan BI menaikan suku bunga acuan diambil untik membantu menjaga kurs mata uang rupiah agar tidak jatuh lagi karena suku bunga dalam rupiah jadi lebih atraktif. Kebijakan ini juga sebagai bagian dari langkah bank sentral dalam menekan defisit transaksi berjalan. Bank sentral juga memutuskan untuk menaikan suku bunga Lending Facility (LF) menjadi 7,25% dan suku bunga Deposit Facility (DF) menjadi 5,5%.

Berdasarkan data pada tabel di atas, Vietnam merupakan negara ASEAN yang mengalami depresiasi nilai tukar terhadap US$ setiap tahunnya. Sedangkan beberapa 7 negara seperti Indonesia, Myanmar dan Thailand mengalami fluktuasi nilai tukar yang tajam. Nilai tukar mengalami apresiasi dan depresiasi dari tahun ke tahun. Sementara Brunei, Laos, Malaysia, Philipina, dan Singapura mengalami apresiasi nilai tukar terhadap US$ setiap tahunnya. Perubahan sistem nilai tukar yang diterapkan tentunya akan berimplikasi terhadap karakteristik fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya terhadap perekonomian (Zuhroh dan Kaluge 2007:59).
Beberapa penelitian menunjukkan adanya perubahan nilai tukar suatu mata uang mempunyai pengaruh terhadap perubahan neraca perdagangan dan perubahan output.Perubahan nilai tukar riil mempengaruhi harga relatif produk akan lebih murah atau lebih mahal terhadap produk negara lain, sehingga seringkali nilai tukar digunakan untuk meningkatkan daya saing. negara ASEAN harus memperhatikan pergerakan nilai tukarnya. Dalam menghadapi integrasi ekonomi yang akan dilakukan Negara ASEAN dalam beberapa waktu ke depan, diharapkan dapat menekan fluktuasi nilai tukar yang terjadi.
referensi:
http://pratiwikomala.wordpress.com/2014/06/01/pengaruh-suku-bunga-terhadap-nilai-tukar-rupiah-serta-kondisi-di-negara-asean/
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php.id=128564&title=pengaruh_suku_bunga_terhadap_nilai_tukar_mata_uang
http://arsehan15.blogspot.com/2014/06/pengaruh-suku-bunga-terhadap-nilai.html